Nkri

Surat Pengesahan LMR-RI. Penetepan Menteri Kehakiman RI No.J.A.5/105/54 Tgl.12 November 1954.Berita Negara No.105 Lembaran Negara No.90 Berdiri sejak Tahun 1931

Selasa, 29 April 2014

AddThis Chrome Extension

AddThis Chrome Extension

LMR-RI Tentukan Sikap Menghadapi Pilpres

MayJend(Purn) Daryoto, SH , Ir. Moh. Dahlan Foudubun, Agustinus Kilikily, SH dan Ir. Irwansyah Hasibuan dalam rapat menetapkan statemen politik menghadapi Pilpres 2014

LMR-RI Jakarta Rapat Pengurus Harian Presidium Pusat LMR-RI yang dilaksanakan Jumat tanggal 24 April kemarin menyimpulkan kesepakatan akan mendukung Prabowo Subianto Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra dalam Pilpres mendatang. Walau kepastian pencalonan para Calon Presiden dan Wakil Presiden masih belum resmi diumumkan, dalam rapat ini semua peserta rapat mengasumsikan bahwa Prabowo Subianto dan Joko Widodo akan mengikuti Pilpres mendatang dengan mulus.
Semula masih terdapat perbedaan pendapat tentang urgensinya LMR-RI membuat pernyataan Politik dalam menyikapi Pilpres mendatang. Seperti diketahui bahwa dalam Pemilu legislative yang lalu, sebagai lembaga yang independen dan tidak berpolitik praktis, LMR-RI memberikan kesempatan kepada anggota maupun pengurus untuk memilih partai yang menurutnya dapat memenuhi aspirasi secara pribadi. Bahkan beberapa orang pengurus pusat maupun daerah "direstui" oleh Ketua Umum menjadi calon anggota legislatif dari beragam partai. Namun setelah penjelasan dari Sekretaris Jenderal berisi argumentasi yang menyimpulkan perlunya LMR-RI memberikan statemen politik sehubungan dengan Pilpres ini akhirnya peserta rapat setuju untuk membahasnya.
Rapat dimulai dengan paparan Sekretaris Jenderal LMR-RI Ir. Mohammad Dahlan Foudubun yang menyampaikan bahwa LMR-RI perlu memberikan pendidikan politik kepada masyarakat, sekaligus menampilkan pandangan politik LMR-RI sebagai Lembaga Independen namun tetap memiliki pertimbangan dan sikap dalam menentukan nasib perjalanan bangsa ke depan. "Karena itu dibutuhkan pendalaman analisa sebelum mengambil sikap tersebut, dan untuk itu kita perlu menyampaikan pendapat masing-masing", kata Dahlan antara lain. Dahlan melanjutkan bahwa kondisi kesadaran dan pengetahuan politik masyarakat sebagian besar masih dalam sikap cenderung membeo pada pendapat orang lain tanpa mampu menganalisa sendiri sebelum menentukan pilihannya. Sebagian lagi malah berada dalam kondisi kesadaran yang memprihatinkan dimana mereka menentukan pilihan berdasarkan materi yang bisa diterima langsung.
Dengan kata lain masIh banyak masyarakat yang mau menjual suaranya dengan harga segantang beras tanpa memperdulikan dampak dari pilihan mereka. Begitu juga dengan masyarakat yang bersikap apatis sehingga memilih menjadi Golput. Masyarakat seprti ini perlu mendapat arahan yang bersifat tidak memaksa dari LMR-RI dengan pertimbangan kepentingan bangsa ini kedepan. Dahlan menyampaikan pilihan pribadinya yang memihak kepada Prabowo Subianto dengan alasan bahwa bangsa ini masih memerlukan pimpinan dari kalangan militer yang memililki sikap tegas dan nasionalisme yang tinggi. Dengan panjang lebar disampaikan pandangannya tenang kepemimpinan sipil yang pernah dialami bangsa ini pada masa reformasi antara lain dengan kekhawatiran "kasus hilangnya Timor Timur" dapat terulang di wilayah lain bila pemimpin bangsa ke depan tidak memiliki nasionalisme yang tinggi dan tegas dalam menerapkannya.(RMS)

Ketua Umum LMR - RI Khawatirkan Proses Pelaksanaan Pemilu

Ketua Umum LMR-RI Agustinus Kilikily, SH(kanan)

LMR-RI Jakarta Ketua Umum LMR-RI Agustinus Kilikily, SH yang mendapat kesempatan kedua menyampaikan pendapatnya mengatakan, bahwa yang paling penting bagi bangsa indonesia saat ini adalah sikap untuk tidak saling menghujat dan saling menyalahkan. Dia ungkapkan keprihatinannya akan banyaknya informasi yang mengambarkan kejadian-kejadian penyimpangan dalam pelaksanaan Pemilu legislatif yang baru lalu, dan hampir tidak ada penindakan yang bisa memberikan efek jera agar tidak selalu terulang kembali. "Karena itu, mari kita berdoa bersama agar pesta rakyat ini tidak berujung pada kekacauan. Kalau sekarang kita mendengar kekacauan pelaksanaan Pemilu, semoga tidak berlanjut dengan "tsunami" yang lebih besar yang dapat memberi kesempatan bagi campur tangannya pihak luar terutama Amerika". Mereka sedang menanti nantikan kesempatan itu agar mereka masuk campur tangan dan ujung - ujungnya menguasai bangsa ini secara total", katanya. "Seperti kita ketahui, hampir semua partai politik memiliki "laskar" yang sewaktu - waktu bisa dikerahkan dalam menghadapi situasi konflik. Dan hal ini merpakan potensi bagi munculnya kekacauan di Negara ini. Mari kita bersyukur, karena saat ini hal itu tidak terjadi", katanya kemudian.
"Keputusan LMR-RI untuk mengeluarkan "pernyataan politik" dalam menghadapi Pilpres mendatang bukan sebagai politisi praktis, namun sebagai dukungan terhadap program pemerintah dalam melaksanakan Pemilu dan sikap menolak terhadap sikap Golput. Saya juga sependapat dengan Sekjen mengenai perlunya LMR-RI memberi bimbingan dan arahan kepada masyarakat dalam memilih pemimpin bangsa ini dimasa depan", katanya selanjutnya.
Ketika mendapat kesempatan merumuskan hasil rapat diujung pertemuan, dia mengaku menganggap Prabowo dan Joko Widodo sebagai "malaikat utusan Allah" untuk menyelamatkan bangsa ini. "Saya tidak melihat dosa dosa mereka kepada bangsa ini yang dapat menimbulkan penilaian yang satu lebih baik dari yang lain. Kalau Prabowo selalu disebut - sebut bertanggung jawab atas hilangnya aktivis reformasi, saya menilai itu hanya sebagai alat politik untuk saling menjatuhkan.
Saya setuju dengan pendapat diantara saudara pengurus yang menyatakan bahwa mari kita lihat kedua tokoh ini dari sudut positif serta manfaatnya bagi kepentingan bangsa. Agustinus Kilikily, SH juga menyampaikan pesannya kepada seluruh Parpol peserta Pemilu agar jangan saling menghujat dan memiliki sifat dan sikap membalas dendam. Hendaknya semua sikap politik berorientasi pada Rahman dan Rahim Allah. Baru diakhir ulasannya Agustinus Kilikily menyatakan lebih cenderung memilih Prabowo setelah mengulas "kelebihan Prabowo yang disesuaikan dengan kondisi bangsa saat ini". (RMS)