Nkri

Surat Pengesahan LMR-RI. Penetepan Menteri Kehakiman RI No.J.A.5/105/54 Tgl.12 November 1954.Berita Negara No.105 Lembaran Negara No.90 Berdiri sejak Tahun 1931

Selasa, 29 April 2014

Ketua Umum LMR - RI Khawatirkan Proses Pelaksanaan Pemilu

Ketua Umum LMR-RI Agustinus Kilikily, SH(kanan)

LMR-RI Jakarta Ketua Umum LMR-RI Agustinus Kilikily, SH yang mendapat kesempatan kedua menyampaikan pendapatnya mengatakan, bahwa yang paling penting bagi bangsa indonesia saat ini adalah sikap untuk tidak saling menghujat dan saling menyalahkan. Dia ungkapkan keprihatinannya akan banyaknya informasi yang mengambarkan kejadian-kejadian penyimpangan dalam pelaksanaan Pemilu legislatif yang baru lalu, dan hampir tidak ada penindakan yang bisa memberikan efek jera agar tidak selalu terulang kembali. "Karena itu, mari kita berdoa bersama agar pesta rakyat ini tidak berujung pada kekacauan. Kalau sekarang kita mendengar kekacauan pelaksanaan Pemilu, semoga tidak berlanjut dengan "tsunami" yang lebih besar yang dapat memberi kesempatan bagi campur tangannya pihak luar terutama Amerika". Mereka sedang menanti nantikan kesempatan itu agar mereka masuk campur tangan dan ujung - ujungnya menguasai bangsa ini secara total", katanya. "Seperti kita ketahui, hampir semua partai politik memiliki "laskar" yang sewaktu - waktu bisa dikerahkan dalam menghadapi situasi konflik. Dan hal ini merpakan potensi bagi munculnya kekacauan di Negara ini. Mari kita bersyukur, karena saat ini hal itu tidak terjadi", katanya kemudian.
"Keputusan LMR-RI untuk mengeluarkan "pernyataan politik" dalam menghadapi Pilpres mendatang bukan sebagai politisi praktis, namun sebagai dukungan terhadap program pemerintah dalam melaksanakan Pemilu dan sikap menolak terhadap sikap Golput. Saya juga sependapat dengan Sekjen mengenai perlunya LMR-RI memberi bimbingan dan arahan kepada masyarakat dalam memilih pemimpin bangsa ini dimasa depan", katanya selanjutnya.
Ketika mendapat kesempatan merumuskan hasil rapat diujung pertemuan, dia mengaku menganggap Prabowo dan Joko Widodo sebagai "malaikat utusan Allah" untuk menyelamatkan bangsa ini. "Saya tidak melihat dosa dosa mereka kepada bangsa ini yang dapat menimbulkan penilaian yang satu lebih baik dari yang lain. Kalau Prabowo selalu disebut - sebut bertanggung jawab atas hilangnya aktivis reformasi, saya menilai itu hanya sebagai alat politik untuk saling menjatuhkan.
Saya setuju dengan pendapat diantara saudara pengurus yang menyatakan bahwa mari kita lihat kedua tokoh ini dari sudut positif serta manfaatnya bagi kepentingan bangsa. Agustinus Kilikily, SH juga menyampaikan pesannya kepada seluruh Parpol peserta Pemilu agar jangan saling menghujat dan memiliki sifat dan sikap membalas dendam. Hendaknya semua sikap politik berorientasi pada Rahman dan Rahim Allah. Baru diakhir ulasannya Agustinus Kilikily menyatakan lebih cenderung memilih Prabowo setelah mengulas "kelebihan Prabowo yang disesuaikan dengan kondisi bangsa saat ini". (RMS)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar