Nkri

Surat Pengesahan LMR-RI. Penetepan Menteri Kehakiman RI No.J.A.5/105/54 Tgl.12 November 1954.Berita Negara No.105 Lembaran Negara No.90 Berdiri sejak Tahun 1931

Sabtu, 29 Maret 2014

"Ormas Nakal", Berbenahlah!

LMR-RI - Jakarta Kembali kelompok orang - orang yang disebut preman telah menjadi sasaran penertiban oleh petugas keamanan. Berawal dari tindakan brutal beberapa orang �preman� terhadap seorang janda pemilik warung kopi hanya karena permintaan uang seratus ribu rupiah, kelompok preman secara keseluruhan telah menjadi sorotan kembali.
Setelah Hercules dan kelompoknya menjadi sasaran penertiban beberapa waktu lalu (bahkan telah masuk proses peradilan), namanya kembali disebut-sebut sebagai pemimpin dari kelompok preman yang melakukan tindakan brutal preman di kebon jeruk baru - baru ini.
Boyamin Siman yang kini menjadi pengacara Hercules yang bernama asli Rozario Marcal memang telah membantah keterlibatan �anak buah�nya dalam kejadian diatas. Dan terbukti juga beberapa orang �anak buah� Hercules yang sempat ditangkap telah dilepas kembali setelah diperiksa oleh polisi, karena mereka ternyata tidak terlibat dengan perbuatan sadis yang dilakukan terhadap janda pemilik warung kopi itu.
Kemudian, dalam informasi selanjutnya yang telah diberitakan oleh media, ditemukan pakaian seragam sebuah ormas dilokasi kejadian yang juga sering digunakan sebagai �markas� para preman. Hal ini tentu mau tidak mau menjadi PR buat ormas bersangkutan. Hercules sendiri diketahui menjadi ketua dari sebuah ormas yang dinamai Gerakan Rakyat Indonesia Baru (GRIB). Tanpa bermaksud membela ormas - ormas bersangkutan dan juga ormas lain secara membabi buta, saya ingin mengajak pembaca menoleh pada sejarah bangsa kita ini.
Konon, ditengah para pejuang kemerdekaan dalam melawan penjajahan Belanda juga terlibat kelompok - kelompok yang disebut dengan preman. Dan bisa saja terjadi pada masa itu preman - preman yang berwatak kasar dan �nakal� ini melakukan tindakan-tindakan yang merugikan masyarakat dengan tujuan memperkaya diri dan kelompoknya. Namun kita tentu tidak bisa men- generalisir bahwa perjuangan kemerdekaan �dikotori� oleh kelompok preman ini. Biarlah itu menjadi romantisme, dialektika dan dinamika sejarah. Dimanapun, orang orang berani yang baik dan orang - orang berani yang jahat selalu bisa berbaur. Dan dimanapun, kejahatan itu bisa terjadi baik direncanakan maupun tidak. Sekali lagi, tanpa bermaksud membela preman - preman nakal, anggota polisi yang sudah digaji Negara dan bahkan dipersenjatai, masih ada yang melakukan kejahatan dan tindak pidana. Apalagi preman yang memang kerjanya sebagai �tukang palak� Yang membuat hati miris adalah memikirkan ormas - ormas yang seharusnya didirikan untuk membela kepentingan masyarakat ternyata tidak mampu melaksanakan fungsi dan kewajibannya sebagaimana mestinya.
Disadari atau tidak, disengaja atau tidak, bahkan direncanakan atau tidak, fakta membuktikan ada ormas yang telah dijadikan sarang para preman untuk berlindung dalam menjalankan �kejahatan� terhadap masyarakat. Alih-alih membela kepentingan masyarakat, mereka kebanyakan malah menjadi parasit dalam tubuh kehidupan masyarakat.
Dulu�., dalam kehidupan bernegara yang menjadi musuh adalah penjajah yang menguasai seluruh aspek kehidupan masyarakat. Kini�, yang menjadi musuh adalah bangsa sendiri yang dengan kekuasaan yang dimilikinya telah melakukan penghisapan terhadap rakyat melalui tindakan korupsi. Dan jelas. Korupsi mestinya menjadi musuh bersama bagi seluruh masyarakat. Musuh yang telah memiskinkan masyarakat yang seharusnya dibasmi oleh masyarakat secara keseluruhan.
Saya ingin menghimbau agar seluruh ormas berada di depan masyarakat dalam melakukan �pertempuran� dengan para koruptor. Tidak malah berkolaborasi demi sesuap nasi. Sejak tempo dulu, banyak sudah institusi bentukan pemerintah yang disebut bertujuan memberantas korupsi. Tapi hasilnya�?, sejarah yang menjadi saksi dan bukti. Tanpa keterlibatan masyarakat secara langsung melakukan pemberantas korupsi, saya khawatir seratus tahun lagi pun penyakit berat dan chronis ini tak akan dapat disembuhkan.
Saya ingin menghimbau, ormas yang terdiri dari masyarakt yang tidak digaji oleh pemerintah ini bergabung, bahu membahu dan mencari system untuk memberantas korupsi agar masyarakat inimenjadi makmur baik materil maupun spiritual sehingga kelak anak dan cucu kita yang kebetulan sebagai �pemberani� tidak lagi butuh menjadi �Tukang Palak� untuk menghidupi dirinya. (RMS)